Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )

Tuesday, September 29, 2015

Kisah Dibalik Pulitzer Prize 1994

Penghargaan tertinggi bidang fotografi jurnalistik "Pulitzer Prize" pada tahun 1994, jatuh pada foto seorang gadis yang menangis kelaparan dan berusaha merangkak kelelahan menuju camp pengungsian PBB yang berjarak 1 kilometer dari tempatnya. Ia tanpa pakaian, kurus dengan tulang menonjol dimana-mana, sementara di belakangnya ada burung pemakan bangkai yang sudah mencium 'bau kematian' gadis kecil tersebut.

Foto tersebut diambil di Sudan, Afrika Utara pada Maret 1993, oleh seorang wartawan bernama Kevin Carter, yang mendengar suara tangis anak tersebut. Ia sempat menunggu selama 20 menit supaya burung pemakan bangkai itu pergi, tetapi akhirnya mengambil foto gadis itu karena burung tersebut tidak juga meninggalkan gadis tersebut. Kemudian ia meninggalkannya.

Begitu foto tersebut dipublikasikan oleh harian "New York Times", redaksi menerima begitu banyak telepon menanyakan kabar gadis itu:

"Apakah dia tewas?"
"Apakah dia bisa sampai ke camp/food-center PBB?"
"Apakah dia dimakan burung pemakan bangkai?"
"Bagaimana saya bisa menolong gadis tersebut?", dan...
"Mengapa Kevin tidak segera menolong anak itu?!"

Dua bulan setelah menerima penghargaan bergengsi tersebut, Kevin mati bunuh diri karena dihantui pemandangan tersebut. Mungkin dia menyesal, tidak menolong anak kelaparan tersebut.

Selagi masih ada KESEMPATAN ..berbuat baiklah pada banyak orang dan jangan mengharap imbal baliknya.
Jangan sampai kita MENYESAL diri karena kesempatan berbuat baik itu sudah tertutup.

Monday, September 28, 2015

Kesaksian PENGAMEN CILIK

Kesaksian Pengamen cilik yang di pakai TUHAN YESUS secara luar biasa.......
silakan di baca yaa:

Dibawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang bernama Nama pendetanya bapak Wisnu. Berikut penuturan beliau:

Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah Tangerang.

Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut akan berlangsung sore hari.

Didalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang pengamen cilik usia sekitar 7-8 tahun dengan berbekal kecrekan sederhana (mungkin dari tutup botol) Berbekal alat musik sederhana tersebut,
dia nyanyikan lagu "YESUS Ajaib,TUHANku Ajaib...." (~a song by Ir. Niko,red.)
Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus.

Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tersebut :"Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi.

Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!" Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan dengan berani terus menyanyikan lagu tersebut. Saya dalam hati berkata:"TUHAN, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum tentu saya bisa berani melakukan hal tersebut".

Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4 penumpang turun dari bis tersebut.

Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu.

Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tersebut akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari menjauhi mereka.

Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah: "Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dan seterusnya, dan seterusnya.

Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara:"Bapak-bapak, Ibu- Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut."

Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci.

Kemudian dia melanjutkan:"Sudahlah... . Bapak, Ibu tidak perlu marah-marah lagi. Sini.... saya doakan saja Bapak-bapak dan Ibu-ibu."

Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini.

Banyak yang tiba- tiba menangis dan akhirnya mau menerima TUHAN.

Saya yang sadari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi meninggalkan kerumunan tersebut.

Saya melanjutkan naik mikrolet.

Jalanan macet karena kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat....

Sopir mikroletnya bertanya kepada saya:" Ada apa sih Pak? Kok banyak kerumunan?"

Saya jawab :"O.... Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil."

Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba- tiba anak kecil pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya.

Saya kemudian bertanya kepada pengamen cilik itu :"Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang itu?"

Jawabnya si Pengamen cilik ini:"Buat apa saya takut? Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini", tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan.

Lanjutnya kata si Pengamen cilik tersebut: "Bapak mau saya doakan? "

Saya terperanjat:"Kamu mau doakan saya?"

Jawabnya: "Ya kalau Bapak mau."

Saya menjawab: "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."

Doanya: "TUHAN berkati Bapak ini.
Berkati dan urapi Bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan Youth."

Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras mengalir.

Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin menonton kejadian tersebut.

Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yang Tuhan kehendaki.
amin...

Kita Sebagai anak  Tuhan, Harus punya Keberanian Luar Biasa Di akhir zaman ini Untuk Memberitakan Nama YESUS KRISTUS Kepada Dunia....

Jangan takut Ataupun Jangan Malu Mengakui YESUS Di Depan Orang,.....Menyaksikan FirmanNYA.....dan Nyatakanlah KemuliaanNYA Melalui kita...amin

Semoga Kita menjadi seperti anak Kecil,,,
Kata Alkitab : Karena Merekalah Yang Empunya Kerajaan Sorga..

Matius 18 : 2 - 4 Yang Berkata (2)Maka YESUS memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. (3)lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.(4)Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga...amin

Monday, September 21, 2015

KEAJAIBAN CINTA

Kisah ini terjadi di Beijing China, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

 Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yang akan segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang, sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria bertanya “Apa yang terjadi dengamu, kau ada masalah?”

Yi mei tersenyum semanis mungkin ”Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut…” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.

Sahabatnya tersenyum “Oh ya, ummm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah… daag“. Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma, Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “Mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkannya.

 Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “Suntik Mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

 10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.

Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei “Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu?… kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?”

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor?… Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu?… Aku tak pernah melupakan hal itu…“

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?….” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.

“Mei… kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa?… karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku“

“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei tolonglah, dengarkan aku Mei … bangunlah…!!“ Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu?.. aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan“

“Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat…!! kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…“

 “Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat“

Sahabat Yi mei berbisik ”Aku sayang kamu, aku mencintaimu” suaranya terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi?…. Its amazing !! ”CINTA“ bisa menyembuhkan segalanya.

7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban !! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mujizat lagi… masa koma lewat…. pada tgl 11 Des 1994.

14 Des 1994 saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. “Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku terbaik“ sahabatnya memeluk erat Yi Mei .

Yi Mei tersenyum “Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku,tahukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup“ “Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu” Lei memeluk Yi Mei “Aku sangat mencintaimu juga“.

17 Februari 1995 Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

Friday, September 18, 2015

Pencuri IMPIAN


Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepuk tangan kepadanya.

Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat, dan dari tangan dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si gadis muda bertanya "Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya". "Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit", jawab sang pakar.

Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar. Si gadis langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak pernah akan lagi menari.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.
Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu. Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab.

Si ibu bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang silam. Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.

Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!".

Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak?. Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya. Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU TINDAKAN SAYA.

Lalu pujian ? Kamu mengharapkan pujian ? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh. PUJIAN ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA. ADA KALANYA MEMOTIVASIMU, BISA PULA MELEMAHKANMU. Dan faktanya saya melihat bahwa sebagian besar PUJIAN YANG DIBERIKAN PADA SAAT SESEORANG SEDANG BERTUMBUH, HANYA AKAN MEMBUAT DIRINYA PUAS DAN PERTUMBUHANNYA BERHENTI. SAYA JUSTRU LEBIH SUKA MENGACUHKANMU, AGAR HAL ITU BISA MELECUTMU BERTUMBUH LEBIH CEPAT LAGI. Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. TIDAK PANTAS ANDA MEMINTA PUJIAN DARI ORANG LAIN".

Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.
MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN CEPAT HILANG BEGITU ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA PENYESALAN ANDA HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA??"

Semoga Kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang mudah berpuas diri dan selalu mengharap pujian dari orang lain.

Wednesday, September 16, 2015

Memberi Yang TERBAIK


Seorang anak kecil sedang memegang 2 buah apel di dua
tangannya.
Ibunya datang dan dengan lembut berkata : "Sayang,
bolehkah mama minta satu buah apelmu?"

Anak itu memandang ibunya sejenak, lalu tiba2 dia
menggigit salah satu apelnya, dan lalu dengan cepat
menggigit satunya lagi.

Melihat itu ibunya tertegun, dia berusaha utk tidak
memperlihatkan kekecewaannya melihat tingkah anaknya.
Lalu anak kecil itu memberikan salah satu apel yg telah
digigitnya dan bilang, "Ini mama, ini yang lebih manis."
Ibunya hanya bisa tersenyum dengan haru.

 Siapapun kita, meskipun kita mengira kita sudah tau banyak
hal dan merasa sangat berpengalaman, jangan langsung
menghakimi orang lain. Berikan mereka kesempatan utk
menjelaskan.

What we see may not be real, and what is real we may not
see.

Tuesday, September 08, 2015

TUKANG RUJAK

Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko saya. Masih penuh gerobaknya, buah-buah tertata rapi. Kulihat beliau membuka buku kecil, rupanya Alkitab kecil.

. Beliau tekun dengan Alkitabnya. Sampai jam 10 hujan blm berhenti. Saya mulai risau karena sepi tak ada pembeli datang.
 Saya keluar memberikan air minum.

“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” “Masih banyak banget.” Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya. “Amiin,” kataku. “Kalau gak abis gimana, Pak?”. tanyaku. “ Kalau gak abis ya risiko, Bu.., kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga juga seneng daripada kebuang. kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan.  katanya tersenyum.

Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi. “Puji Tuhan bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan banyak waktu  buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum. “Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, Bu…” “ kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi. “Berarti rejeki saya bersabar, Bu... Tuhan yang ngatur rejeki, Bu… Saya bergantung sama Tuhan.

.Apa aja bentuk rejeki yang Tuhan kasih ya saya syukuri aja. Tapi puji Tuhan, saya jualan rujak belum pernah kelaparan.
 “Pernah gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan.

 Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alkitabnya ke kotak di gerobak.

 “Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan ..Makasih yaa ,Bu…” Saya terpana…
Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata. Saya jadi sadar bahwa dapat membaca Firman Tuhan, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh...jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan. Semoga bermanfaat,

Sunday, September 06, 2015

Pemenang Kehidupan

Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”


Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.

Saturday, September 05, 2015

Tidak Tahu Berterima Kasih

Pada tahun 1860, kapal Lady Elgin bertabrakan dengan sebuah perahu pengangut kayu. Saat itu malam sedang penuh badai. Lady Elgin pun karam. Sebanyak 393 orang penumpangnya terapung-apung di perairan Danau Michigan
.
Dua ratus tujuh puluh sembilan orang di antaranya tewas tenggelam. Di kala panik, seorang mahasiswa bernama Edward Spencer terjun ke dalam air berkali-kali untuk menyelamatkan sesama penumpang. Ia pun berhasil menghela 17 orang dari air yang sedingin es. Akhirnya ia mengalami kelelahan yang luar biasa. Ia pun pingsan.

Ketika sadar, ia sudah tidak bisa berdiri lagi. Selama hidupnya, Spencer terkurung dalam sebuah kursi roda. Bertahun-tahun kemudian, seseorang bertanya tentang apa yang paling diingatnya pada malam yang naas itu.
Menurut laporan wartawan dari surat kabar Chicago, Edward menjawab, “Yang jelas tidak seorang pun dari 17 orang itu yang datang untuk mengucapkan termakasih padaku.”

Pojok Renungan
Sulit dipercaya.,Betapa banyak orang yang mensyukuri nyawanya tertolong, atau hidupnya terbantu, atau pekerjaannya terringankan, namun mereka alpa bahkan tak tahu berterima kasih pada siapa.

Sumber: Disadur dari Glenn Van Ekeren, 12 Simple Secrets Of Happiness