Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )

Friday, October 07, 2016

Saya Melihat Papa di SURGA


Kesaksian
Dr Grace Natalia Adriana Simatupan

September 2015 merupakan bulan terkelam dalam hidup saya, saya amat sayang kepada papi dan mami,
saya rela pindah ke Siantar
demi menemani papi mami di hari tua, rela mengorbankan karir saya di Jakarta
dengan sejumlah tawaran praktek
di beberapa RS besar di Jakarta
harus menerima kenyataan pahit.

Papi meninggal mendadak setelah beberapa jam sebelumnya masih mengoperasi dan menyelamatkan nyawa orang.
Papi pergi setelah sebelumnya membangunkan saya di jam 4 pagi, beberapa menit kemudian papi pergi begitu saja.
Kepahitan hati saya masih ditambah dengan kondisi mami yang kankernya aktif lagi
setelah 5 th mami sehat2,
dan dinyatakan bebas kanker. 

Mami harus melakukan kemoterapi lagi di Jakarta
mami ada di Jakarta
saat papi dipanggil Tuhan.
Saat itu saya berontak,
saya menangis :
 Mengapa orang yang amat kusayangi dalam hidupku harus begitu cepat Engkau panggil ❓
kenapa saat kondisi mami sedang menurun
bagaimana kami mengatakannya pada mami
Bagaimana kami menjaga mami
Bagaimana mami melanjutkan hidup tanpa papi
Mengapa semua ini terjadi
Penolakan di hati saya terjadi terus menerus....
bahkan saya tidak mau melihat anak saya Zaveta, seolah
saya tidak perduli padanya, 

saya marah pada semua orang
saya marah pada Tuhan Yesus.
7 September pagi papi pergi
7 September malam mami tiba
dari Jakarta ke Siantar.
Kondisi mami amat sangat lemah.
Mami diam tapi terlihat shock. Ditengah kondisinya yang menurun,
mami harus menerima kenyataan kepergian papi.
8 September mami masuk RS Vita Insani
karena kondisi amat lemah,  trombosit hanya 25.000,
tensi hanya 60 per palpasi.

saat itu tim dokter menyatakan mami SIRS / Sepsis
harus dirawat untuk mendapat obat2 inotropik
karena fungsi jantung melemah.
Jadi kami harus menahan tangis,  menegarkan diri, memberi kekuatan dan menemani mami selama dirawat di RS
sementara papi
disemayamkan dirumah.
Bagaimana hati saya ini
melihat kondisi mami yang kritis
sambil memandang jenazah papi 

Dunia seakan runtuh.
Saya 1/2 waras dalam menjalani ini semua.
Saya bilang pada Tuhan
bawa tanpa papi
saya ga sanggup menjalani hidup.
Begitu teganya Engkau Tuhan
Baringkan saya disamping papi
saya ga kuat Tuhan.
Puncaknya 10 Sept 2015
hari dimana papi akan dimakamkan.
Saat itu tim dokter tidak memperbolehkan mami ikut acara pemakaman
karena trombositnya 20.000
( dibawah 50.000 )
Tim dokter takut
mami syok, mami memakai 3 jenis inotropik
untuk membantu kontraksi jantung,
dengan kata lain,
bila obat dihentikan
maka mami tidak mampu bertahan. ditakutkan bisa terjadi perdarahan spontan
pada mami
yang dipicu stress.
Mami berkeras
mau melihat papi terakhir kalinya,
mami memaksa ikut mengantarkan papi
ke tempatnya yang terakhir.
Ditengah kondisinya
yang sangat lemah,
mami masih berdandan, memakai lipstik
dan kaca mata hitamnya.
Luar biasa
melihat ketabahan hati mami,
mami yang setiap hari berdoa selama 1 jam,
mami yang dalam setiap helaan nafasnya
selalu mengatakan dalam nama Yesus,
mami yang selalu mengajarkan dan menguatkan kami,
 apapun yang terjadi didunia ini - adukan pada Tuhan Yesus .
dan biarlah Tuhan membimbing  hidup kita
Mami membuktikan imannya, mami kenal Tuhannya,
mami tidak berteriak,
tidak menangis / menjerit.
mami hanya meneteskan airmata
dan berdoa atas kejadian
yang dialaminya
mami tidak marah pada Tuhan.
Mami berangkat ke tempat papi disemayamkan
dengan memakai oksigen, memakai kursi roda,
memakai infus pump
dengan 3 jenis obat penguat jantung ( inotropik)
ditemani tim medis & dokter.
Pada saat saya sedang mengikuti ibadah yang dilakukan oleh tim FULL GOSPEL (FGBFMI) yang khusus datang dari Jakarta,
saat itu saya dipanggil
seorang anggota Vita Insani
(Selly), dia berkata :
dokter, tolong lihat ibu,
ibu ga kuat berdiri
dari tempat duduk toilet".
Segera saya berlari,
saat itu saya melihat mami duduk di toilet setelah BAK
dengan memakai oksigen,
infus pump
dengan nafas tersengal2
mami bilang : Grace, mami sesak
mami ga kuat berdiri.
Dengan menahan air mataku, aku memeluk mami,
aku mengiggit bibirku
supaya aku tidak menangis
melihat kondisi mami
aku berbisik pada mami"
Mi.. ingat Yesus ya mi
mami selalu bilang apa2
dalam nama Tuhan Yesus, sekarang kita coba bangkit sambil mami bilang
DALAM NAMA TUHAN YESUS".
Mami memandangku
dan mengangguk.
Aku meletakkan kedua tangan mami di leherku
dan akupun memegang pinggang mami
sambil berusaha mengangkat mami...
"mi, dalam hitungan ketiga
mami bilang "DALAM NAMA TUHAN YESUS ya,
tegakkan kaki mami
dan berdiri ya...."
mami pun melakukannya
dan karena nama YESUS,
mami pun berhasil berdiri.
Aku segera menyuruh perawat memakaikan baju dalam mami dan memegang mami,
tapi aku
tidak mau memandang mami
karena bila kupandang
pasti tangisku pecah
aku segera kabur
dari kamar mandi
aku ga kuat,
aku ga mampu tidak menangis,
aku berjalan sambil menangis
sambil melangkah
ke samping  jenazah papi
sambil mengikuti kebaktian
dari tim Full Gospel....
🙏 Sambil mengikuti kebaktian
air mataku mengalir terus
bagaikan sungai derasnya,
aku menangis tanpa suara, hatiku sakit melihat kondisi mami,
memandang jenazah papi
dan aku hanya mengatakan kata2 ini pada Tuhan
Tuhan, aku ga sanggup lagi, Tuhan tolong aku,
Tuhan tolong aku,
Tuhan...Tolong
berkali kali kata2 itu
yang aku ucapkan.
sambil berdoa
air mataku mengalir
seperti aliran sungai.
Pada saat itu tiba2
aku merasakan lidahku bergoyang sendiri,
aku ketakutan karena aku mengira aku bakal kena stroke
aku menutup mulutku
dengan satu tangan
namun lidahku semakin kuat bergoyang
akhirnya aku menutup mulutku dengan ke 2 tangan
karena aku takut dilihat orang.
Namun semakin kuat aku menutup mulutku,
bukan hanya lidahku
mulutku juga bergoyang
Dan tiba2
aku bebahasa roh
Padahal aku tidak pernah berbahasa roh
dan tidak mengerti
bagaimana bahasa roh.
Aku juga
tidak begitu percaya
dengan bahasa roh
namun sekarang
aku mengalaminya
mulutku bergoyang sendiri
tanpa bisa kukontrol.
Pada saat berbahasa roh itu
aku menutup mata
saat itu aku melihat langit
dan melihat YESUS
↘ Tuhan berkata padaku :
Grace, mengapa engkau menangis
Papi sudah senang di sorga"
Tuhan membuka suatu layar dilangit dan tampak
↘ paduan suara
yang sedang bernyanyi.
Mereka membentuk 2 barisan
rapi, memanjang ke kanan.
Mereka memakai jubah putih panjang dengan tanda salib
ungu didadanya.
aku tidak bisa mengenali seorangpun
karena wajahnya sama.
namun aku bisa melihat papi
ya aku melihat papi.
berdiri di tengah2 barisan, dengan usia sekitar 45 tahun,
tampak muda
dengan belahan rambut ke samping ( saat meninggal belahan rambut papi ke belakang semua).
Papi kurus, muda dan ganteng aku melihat papi sedang bernyanyi
aku berteriakkk " PAPIIIIII...
aku disini piiii
lihattt piiii
aku disini sebelah kiri papi
Lihatt piiiii
aku berteriak sekuat tenaga namun papi tidak juga menoleh
lalu aku berkata pada Tuhan
Tuhan bilang papi
aku disinii
suruh papi menoleh ke kiri
namun papi tetap tidak mendengar aku.
karena kecapean
aku akhirnya berhenti berteriak
dan terdiam , sambil terus memandang papi
yang sedang bernyanyi.
Papi tampak muda
tampak ganteng
dengan jubah putihnya....
Tiba2 penglihatanku berubah
aku melihat satu lapangan
sepak bola besar.
dan ratusan ribu penontonnya
anehnya penontonnya semua memakai jubah putih
dan wajah mereka
sama semua mereka sedang bernyanyi2 lagu pujian .
Setelah melihat penglihatan tersebut , aku sadar.
namun aku tidak mampu menghentikan bahasa rohku
sampai akhirnya
pendeta Hutagaol mendoakan aku.
Terimakasih Bapa, untuk roh penghibur kepada anak ini..
kuatkan anak ini Bapa
Saat itulah aku mengerti
mengapa aku bisa berbahasa roh,
ternyata Tuhan
mengirimkan Roh Kudus
untuk menghibur aku
disaksikan hampir 200 an orang yang sedang mengikuti prosesi pemakaman papi.
pada saat itu
aku mendengar seseorang
berkata di telinga kiriku "
🙋 MARILAH KEPADAKU
SEMUA YANG LEMAH,
LETIH LESU & BERBEBAN BERAT,
AKU AKAN MEMBERIKAN KELEGAAN KEPADAMU" Matius 11: 28
Pada saat suara itu berhenti,
aku merasakan bebanku terangkat, aku merasa kuat
saat itu aku mampu tersenyum dan tidak menangisi papi
seperti sebelumnya.
aku berseru kepada mami...."
miii, aku melihat papi di sorga
mami tenang ya.
papi sudah di sorga
aku berkata pada mami.
saat itu mami menangis
sambil berkata "halelluya
terima kasih Tuhan"
Aku mengikuti acara keberangkatan jenasah papi
dengan hati yang kuat & tenang
aku akhirnya merelakan kepergian papi.
setelah itu mami kembali
ke Rumah Sakit untuk dirawat
Aku bertanya kepada Tuhan
kenapa Tuhan memperlihatkan tempat papi di sorga,
beberapa pendeta berkata
itu karunia.
Ternyata Tuhan memberi penglihatan itu
untuk menguatkanku
dalam proses berikutnya 
proses pemanggilan Tuhan terhadap mami.
Yang kondisinya semakin menurun
mami masuk ventilator
di RS Columbia Asia Medan. kami memutuskan memindahkan mami
ke RS Medistra Jakarta
dengan memakai pesawat
yang ada ventilatornya
dari Medan  ke Jakarta. 
Saya, Suami, Zaveta
serta 2 perawat kami
sudah sampai duluan
di Bandara Soekarno Hatta
untuk menerima mami
di bandara.
Namun proses ini gagal
karena mami sudah meninggal
di bandara Kualanamu
persis didepan pesawat
yang sudah tiba dari Jakarta
jadi saya menyaksikan
detik2 mami meninggal
dan di resusitasi
oleh tim Siloam Jakarta
dengan LINE
yang dinyalakan oleh abang saya selama mami kritis
saya yang waktu itu
baru saja nyampe di bandara Soekarno Hatta
menangis histeris
melihat detik2 kepergian mami
melalui video call
saya harus kembali ke Medan.
betapa berat
beban yang saya alami....
26 hari setelah kepergian papi, kami harus merelakan
kepergian mami kami
dalam waktu 1 bulan
kami menguburkan kedua orangtua kami
kedua orangtua kami
yang amat sangat kami sayangi, bahkan di tahun 2009,
pertama kali mami didiagnosis kanker multiple mieloma grade IIIb ( late stage)
Prof Hematologi mengatakan
usia mami tidak lebih dari 3  bulan
karena kankernya
sudah metastasis ke tulang
dan ginjal, 70% kanker sudah menyebar keseluruh tubuh. 
Saya yang sedang menjalani masa PPDS Anak
di RSCM selalu menangis
setiap hari melihat kondisi mami
saya selalu memakai masker
supaya teman2 kuliah
tidak melihat wajah
dan  mata saya
yang selalu bengkak karena menangis.
Waktu itu Tuhan menjawab doaku
dengan memberikan mujizat kepada mami.
mami hidup lebih panjang,
dari semua teman2nya
dengan sakit yang sama.
mami bertahan
bahkan sehat selama 5 tahun terakhir
mami mampu jalan2
ke mana mana
dan melakukan aktivitasnya sehari hari.
namun ternyata Tuhan memanggil papi dan mami secara bersamaan.
Setelah kejadian ini,
saya mengerti.
Dalam hidup ini
Tuhan tidak pernah berjanji
kita bebas dari masalah.
Tuhan berjanji akan selalu memberikan KEKUATAN.
Pada saat imanmu diuji,
pada saat itulah
Tuhan menilaimu
Sanggupkah engkau melewati ujian
Apakah engkau tetap bersyukur
↘ mereka yang tahan uji
dan tetap setia pada Tuhan
akan menerima mahkota  Yakobus 1 : 12
namun mereka yang Lemah
dan Menyerah
akan menerima Kegagalan dalam hidupnya.
Sejak kepergian papi mami, fokus hidup saya berubah.
Dulu fokus saya
menjadi dokter anak
yang kaya raya,
yang terkenal dan hebat....
Sekarang fokus saya  menolong orang.
saya butuh duit
tapi saya tidak fokus lagi
menjadi kaya raya.
Kekayaan sudah  tidak terlalu menarik lagi
bagi saya,  rumah papi mami,
mobil, harta bendanya
ditinggal begitu saja
Saat menghadap Tuhan.
Jadi bila semua itu tidak kekal,
untuk apa saya mengejarnya
Meski saya tidak terlalu ngotot cari uang, namun Tuhan membuka pintu rejekinya ,
sehingga saya terheran
pada waktu itu saya membuktikan kebenaran firman
Berkat TuhanLah
yang menjadikan kaya,
susah payah  tidak menambahinya  Amsal 10 : 22
Beberapa orang
merasa heran melihat saya, abang & adik saya
yang merasa begitu kehilangan orangtuanya,
padahal banyak orang
yang ditinggal orangtuanya
tidak sesedih & sedepresi kami.
Jawabannya sederhana,
tidak semua orang
punya hubungan yang kuat dengan orangtuanya,
banyak yang tidak terlalu akrab dengan orangtuanya.
Hubungan kasih kami sangatlah kuat,
kami benar2 dicintai & dikasihi
oleh mami papi.
Kami selalu menyempatkan diri
pulang di hari2 ulangtahun
mami papi
sebagai bentuk terimakasih kami pada mereka berdua
tanpa didikan mereka berdua, kami hanyalah manusia
yang sekedar bernafas
namun karena didikan mereka, kami dapat melakukan kebaikan pada orang lain.
Biarlah pengalaman ini
menjadi kekuatan
bagi yang membutuhkan.
Amin. Gbu