Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )

Saturday, October 31, 2009

Doa Seorang Sahabat


Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya ada dua orang lelaki bersahabat yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang bersahabat yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama yang mereka panjatkan, adalah memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu (A) melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya (B) tetap kosong.

Seminggu kemudian, Si "A" merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat Si "A" itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal Si "B" tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, Si "A" berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan Si "B" tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, Si "A" berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja Si "A" dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Si "B" yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang Si "B" tidak pantas ditolong dan menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, Si "A" mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan sahabatmu yang ada di sisi lain pulau ini?"

"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab SI "A".

"Doa Si "B" tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa."

"Kau salah!" suara itu membentak membahana. "Tahukah kamu bahwa sahabatmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kamu tidak akan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," kata Si "A", Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?"

JAWAB SUARA ITU : "IA BERDOA AGAR SEMUA DOA DAN PERMOHONANMU DIKABULKAN"

Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang/sesuatu hanya dari "yang terlihat" saja.

No comments: