Tapi satu orang diantara mereka
berhenti. Dia berhenti sejenak dan mengambil nafas dalam-dalam, dia
mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan pada
gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya
untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk
menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu kemudian
kembali ke terminal dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai.
Pria itu bersyukur telah membuat
keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta! Gadis itu
menangis, dan rasa frustasi terlihat jelas diwajahnya. Dia mencoba
meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk
mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli.
Salesman itu berlutut memunguti apel
itu bersama gadis itu, setelah mengumpulkannya, ia membantu menatanya
kembali di meja. Saat ia melihat banyak diantara apel itu yang rusak, ia
memisahkannya. Saat telah selesai, ia berkata kepada gadis itu, “Ini
uang 40 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi.
Apakah kamu baik-baik saja?”
Gadis itu menghapus air matanya.
Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.”
Ketika pria itu hendak pergi meninggalkan gadis buta itu, gadis itu memanggilnya kembali.
”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu.
”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu.
Pria itu hanya tertegun dan tidak
bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket
untuk pulang kerumahnya dengan pesawat selanjutnya. Namun pertanyaan
gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?”
Banyak orang di dunia ini seperti
gadis itu, mereka dalam keadaan buta dan membutuhkan pertolongan. Namun
kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti
sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus,
seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Yesus hidup. Sehingga
ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat
merasakan kasih Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan
Yesus?
No comments:
Post a Comment