Diceritakan bahwa Jendral Tso menyukai permainan catur dan beliau adalah
pemain catur yg sangat Handal, sudah tingkat master pula, bisa
dikatakan tidak ada pecatur lain yang mampu mengalahkannya.
Suatu hari, Jendral Tso dalam perjalanan dinasnya, melihat sebuah
gubuk yang pada dindingnya tergantung papan bertuliskan "Pecatur Terbaik
Dunia", tentu saja hal ini membuat sang Jendral tidak puas, dengan
penasaran segera menghampiri gubuk tsb dan menantang pemilik gubuk untuk
bermain catur, dan ternyata sang Jendral dapat memenangkan seluruh tiga
set yang mereka mainkan.
Karena itu, sang Jendral dengan penuh kepercayaan diri mengatakan : "
Anda harus segera mencopot papan ini ", dan segera melanjutkan
perjalanannya dengan penuh kegembiraan.
Tak lama setelah itu, dalam perjalanan pulangnya, sang Jendral
melewati gubuk itu lagi dan menemukan bahwa papan "Pecatur Terbaik
Dunia" belum juga dicopot, dengan perasaan penuh penasaran, masuklah dia
dan menantang pemilik gubuk itu untuk bermain catur lagi.
Namun kali ini hasilnya sangat mengejutkan sang Jendral, dia kalah telak tiga kali berturut-turut.
Sang Jendral sangat terkejut, dan bertanya mengapa bisa terjadi demikian.
Lalu si pemilik gubuk menjawab dengan Bijak : "Pada waktu yang lalu,
saya tahu anda sedang dalam perjalanan melaksanakan tugas negara, maka
saya tidak mau mengalahkan anda untuk menjaga semangat juang Anda, namun
sekarang anda telah kembali dalam kondisi telah sukses melaksanakan
tugas anda, tentu saja saya melayani tantangan anda sesuai dengan
kemampuan saya yang sebenarnya. Saya tidak akan mengalah lagi".
Pemenang Sejati, mampu menang , tetapi belum tentu mau menang ,
mampu mengalah dengan bijaksana. Bisa Menang, dan tidak harus menang,
menunjukkan kepribadian yang mulia. Demikian pula kehidupan.
Ingat .... Pintar belum tentu Bijaksana, tetapi Kebijaksanaan pasti menyertakan Kepintaran;
1 comment:
👍
Post a Comment