Seorang gubernur negara bagian Amerika Serikat pernah berjumpa dengan seorang Kristen yang menurutnya "memiliki sesuatu yang berbeda," padahal mereka sama-sama Kristen. Usut punya usut, sang gubernur menduga bahwa mungkin karena mereka berbeda denominasi.
Dalam diskusi mereka, sang gubernur berkata,"Jika Anda mau datang ke rumah, saya akan menerima Anda sebagai tamu kehormatan. Anda boleh menikmati apa saja yang ada di rumah saya, tapi Anda tidak berhak mengatur apa pun karena Anda tetap hanya seorang tamu yang tidak memiliki kunci rumah saya. Kecuali jika saya mengalihkan hak milik atas rumah ini kepada Anda maka saya akan menurut apa saja yang harus diperbuat di rumah ini sesuai petunjuk-petunjuk Anda."
Mendengar itu, orang Kristen tadi menyahut, "Itulah bedanya Anda dan saya. Saya telah menyerahkan kunci rumah hati saya kepada Yesus. Sedangkan Anda hanya mengundang Dia sebagai seorang tamu."
Tatkala sang gubernur bertanya apa yang mesti dilakukan, rekan seiman tadi menjawab,"Yang perlu dilakukan hanyalah meminta Dia untuk menjadi pemilik rumah hati Anda." Sang gubernur pun mengikuti petunjuk tersebut dan sejak itu ia mengizinkan Tuhan bertahta dan mengatur setiap detail dalam hidupnya.
Saat kita diselamatkan, Allah ingin agar kita juga mengalami kuasa dan hadirat-Nya setiap hari, serta melihat bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan kita. Hanya ada satu syarat, yakni asal kita mau menyerahkan kunci rumah hati kita kepada-Nya. akhir february di gading serpong
Sumber: www.glorianet.org
No comments:
Post a Comment