Pada zaman dahulu ada seorang pengembara. Ia melakukan perjalanan dari benua ke benua, melewati berbagai halang rintangan. Dari perjalanan yang ia lalui, ia memperoleh “ilmu pengetahuan” dan “kemampuan magic” yang luar biasa.
Hingga suatu ketika ia sampai di Kingdom of Heaven. Ia meminta cap raja untuk dapat melewati kerajaannya. Namun raja menguji kesungguhan hati pengembara itu. Ia mensyarat untuk memperoleh cap raja, pengembara harus mendapatkan sebuah bunga keabadian yang terdapat di puncak guning yang sangat curam dan terjal.
Singkat cerita, si pengembara berhasil mendapatkan bunga itu dan menyerahkannya kepada raja. Raja memberikan cap kerajaan plus hadiah kepada pengembara itu. Akan tetapi pengembara menjadi tinggi hati, ia merubah haluannya. Dengan hadiah dari raja, dan cap stempel raja, ia menetap di kerajaan itu dan menjadi tuan tanah yang sombong dan angkuh.
Melihat hal ini raja sangat menyesal. Betapa hati manusia mudah terlena oleh harta dan kenikmatan. Maka sekali lagi raja memerintahkan sang pengembara untuk melakukan sebuah tugas, yaitu membunuh naga yang menjaga kawah gunung berapi. Raja yakin bahwa tiada seorang manusia pun yang mampu mengalahkan sang naga, dan pengembara menjadi sadar. Pengembara yang merasa sebagai orang paling hebat pun setuju. Singkat kata ia berhasil mengalahkan sang naga. Ia bahkan menjadi lebih sombong dari sebelumnya. Ia menganggap dirinya lebih hebat, sakti, dan berpengetahuan dari pada sang raja.
Raja benar – benar kecewa dan marah, kemudian sang raja menunjukan murkanya. Dengan kesaktian sang raja, ia membagi dunia menjadi dua. Satu dunia, dimana penuh dengan ilmu pengetahuan, dan dunia lainnya yang merupakan dunia keajaiban dan mukjizat.
Ya, manusia mudah sekali terlena oleh kesombongan dan kenikmatan harta. Kesombongan adalah awal dari semua kehancuran, dan harta adalah jalan menuju ke sana. “keluarlah dari kotak kenyamanan Anda sekarang!”
No comments:
Post a Comment