kumpulan ilustrasi kotbah,ilustrasi kristen, ilustrasi kotbah kristen, humor dan artikel rohani , yang dapat digunakan untuk tambahan materi kotbah.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )
Monday, August 02, 2010
Kemampuan Menjual
Apakah Anda mengenal Van Gogh dan Pablo Picasso? keduanya adalah pelukis terkenal yang lukisannya laku terjual 40 - 50 milyar. Van Gogh dia adalah salah seorang pelukis ternama sepanjang sejarah. Salah satu lukisan Van Gogh yang berjudul L' Arlesienne, Madame Ginoux terakhir bisa laku USD40 juta. Namun,tahukah Anda bahwa seumur hidupnya dia tidak bisa menjual satu lukisan sekali pun.
Begitu miskinnya sampai dia harus membeli bensin untuk kendaraannya dengan menukarkan salah satu lukisan (yang kini mungkin sudah bernilai miliaran rupiah ). Sebegitu parah sampai akhirnya seumur hidup dia tidak menikah. Van Gogh pernah mencoba berpacaran dengan seorang wanita, tapi ditolak. Van gogh pernah menaksir seorang pelacur dan ternyata sang pelacur pun menolak saat diajak menikah. Apa yang terjadi? Van Gogh mencoba memotong telinganya kemudian membungkusnya dengan sapu tangan dan menyerahkan telinga itu kepada pelacur tersebut sebagai tanda bukti cintanya. Tapi, apa yang terjadi?
Ternyata pelacur itu justru ketakutan dan tidak mau menerimanya. Pernahkah Anda tahu seorang bernama Pablo Piccaso? Yang lukisannya (secara pandangan masyarakat awam) mungkin relatif kurang bagus dibandingkan lukisan Van Gogh? Namun, Pablo Piccaso sangat ahli dalam menjual.Dia sering menggelar pameran di hotel-hotel terkenal dengan mengundang gubernur, artis-artis terkenal, dokter, pengusaha,dan orang-orang terkenal lain.Pada saat itu,seorang artis mau hadir (mungkin pertama-tama bukan karena lukisan Pablo Piccaso), tapi antara lain karena ingin bertemu gubernur, dokter ingin bertemu artis, pengusaha ingin bertemu gubernur, dan seterusnya, sehingga akhirnya banyak kalangan berkelas yang hadir dalam berbagai acara pameran lukisannya.
Pablo mengundang satu per satu tamu untuk melihat lukisannya di suatu tempat eksklusif tertentu, kemudian dia bertanya kepada tamu istimewa itu. "Bapak adalah dokter bedahpertamayang saya beri kesempatan untuk melihat dan menilai karya seni saya,kirakira berapa harga lukisan ini yang layak untuk Anda?"Tentu saja orang-orang yang mempunyaistatusekonomidan sosial yang tinggi tersebut akan memberikan nilai yang tinggi terhadap lukisan itu. Demikian seterusnya,semua tamu undangan diundang secara eksklusif dan diminta komentar serta perkiraan harganya.
Setelah itu mereka dikumpulkan oleh Pablo Piccaso untuk dipertemukan dalam forum dan diberitahukan berapa harga yang diberikan pada lukisannya oleh para tamunya.Karena lukisannya hanya satu, terjadilah persaingan di antara paratamuundanganuntukdapatmemberikan harga setinggi mungkin pada lukisan tersebut agar dapat memilikinya.
Dengan demikian Pablo mampu mendapatkan harga yang tinggi dari setiap lukisan. Karena begitu pandai menjual, kendati lukisannya kurang menarik, Pablo berhasil menjual begitu banyak lukisan dengan harga tinggi.Dia akhirnya mampu menjadi pelukis terkaya pada saat masih hidup.Salah satu lukisannya yang berjudul Dora Maar with Catkini diperkirakan bernilai USD50 juta.Lantas,karena begitu ahlinya,baik dalam menjual lukisan maupun "menjual diri",dia berhasil meyakinkan istrinya sehingga mempunyai istri simpanan tanpa membuat istri pertamanya marah.
Pelajarannya adalah, tidak peduli seberapa bagus produk Anda,tidak peduli sampai Anda memotong telinga, kalau Anda tidak tahu cara menjual, produk atau diri Anda tidak akan laku. Kemampuan menjual tidak hanya untuk para marketing bahkan seorang nabi dan rasulpun harus memiliki kemampuan "menjual" agar umatnya mau bertakwa kepada Tuhannya. Mari kita belajar "menjual" sejak dini, minimal ide dan gagasan kita agar hidup menjadi lebih baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment