Empat orang pria bersaudara meninggalkan rumah mereka untuk kuliah, dan mereka menjadi dokter dan pengacara yang sukses dan kaya raya.
Beberapa tahun kemudian mereka ngobrol setelah makan malam bersama. Mereka membicarakan hadiah-hadiah yang mereka mampu berikan kepada ibunda mereka yang sudah tua dan tinggal di kota lain yang jauh.
Anak sulung berkata, “Saya telah membangun rumah besar buat Mama.”
Anak kedua berkata, “Saya sudah membangun home theatre seharga $ 100 ribu di dalam rumah itu.”
Anak ketiga berkata, “Saya sudah membelikan sebuah sedan Mercedes SL 600 untuk Mama.”
Anak keempat berkata, “Kalian tahu betapa mama suka membaca Alkitab dan kalian tahu bahwa dia tidak dapat membaca lagi karena pandangannya yang sudah kabur. Saya bertemu dengan seorang pengkhotbah yang menceritakan kepada saya tentang seekor burung beo yang dapat mengutip seluruh isi Alkitab. Hal ini memerlukan dua puluh pendeta untuk melatih burung itu selama 12 tahun. Saya sudah berkomitmen untuk menyumbang $ 100 ribu ke gereja itu selama dua puluh tahun, dan saya rasa hal itu merupakan harga yang pantas. Mama hanya perlu menyebutkan pasal dan ayatnya saja, maka burung itu akan mengucapkan firman Tuhan yang dimaksud.”
Saudara-saudara yang lain begitu terkesan.
Setelah hari liburan Mama mengirimkan surat ucapan terima kasih kepada mereka semua.
Ia menulis: “Milton, rumah yang kamu bangun itu demikian besar. Mama hanya perlu satu kamar, tetapi Mama harus membersihkan seluruh rumah. Meskipun demikian, terima kasih.”
“Marvin, Mama terlalu tua untuk bepergian dengan sedan itu. Mama lebih suka tinggal di rumah. Mama biasa menyuruh petugas supermarket mengirimkan bahan-bahan makanan yang diperlukan ke rumah, sehingga Mama tidak pernah menggunakan sedan mahal itu. Kepedulianmu bagus, terima kasih.”
“Michael, kamu memberi Mama sebuah teater yang mahal dengan Suara Dolby, yang dapat menampung lima puluh orang, tetapi semua sahabat Mama sudah pada mati. Mama sudah kehilangan pendengaran dan Mama hampir buta. Mama tidak pernah memakai teater itu. Terima kasih atas perhatianmu.”
“Melvin tersayang, kamu adalah satu-satunya anak yang sangat penuh pertimbangan dalam memberikan hadiah. Ayam itu lezat sekali, sudah Mama makan. Terima kasih ya.”
Luv Ya, Mama
No comments:
Post a Comment