kumpulan ilustrasi kotbah,ilustrasi kristen, ilustrasi kotbah kristen, humor dan artikel rohani , yang dapat digunakan untuk tambahan materi kotbah.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )
Friday, March 18, 2011
Tuna Netra Membeli Gunting
Asimof sejak kecil sangat pintar, diusia mudanya beberapa kali mengambil bagian dalam “Diskusi uji coba Inteligensi”, dapat nilai lebih kurang 160, yang tergolong kategori “Bakat Alam Cukup Tinggi”. Pada suatu waktu, ia berjumpa dengan seorang montir automotif, ia adalah kenalan lama yang sudah tua. Montir ini berkata kepada asimof : “Hai, Profesor ! aku ada soal daya pikir, apakah kau bisa menjawab dengan tepat”.
Asimof setuju sambil mengganggukkan kepalanya. Montir mulai bertanya : “Ada seorang tuna netra dam wicara, mau memberi beberapa buah paku, lalu datang ke toko besi, ia memakai bahasa isyarat kepada pelayan toko : “Telunjuk tangan kiri ditegakkan pada meja kedai, tangan kanan mengepal dengan gaya seolah – olah memukul sesuatu. Pelayan toko melihat keadaan itu, lalu mengambil sebuah palu, tuna rungu dan wicara menggelengkan kepala. Kemudian pelayan toko sudah mengerti, ia ingin membeli paku. Tuna rungu dan wicara baru saja keluar dari toko, masuk lagi seorang tuna netra. Tuna netra ini mau membeli sebilah gunting, numpang Tanya : “Apa yang akan dilakukan tuna netra ?”
Asimof dengan lancar menjawab : “Tuna netra pasti bisa melakukan gaya demikian. Ia mengulurkan telunjuk dan jari tengah, membentuk bagaikan gunting. Setelah mendengar jawaban Asimof, montir automotif dengan girang tetawa : “Ha, ha, jawabanya salah ! “Tuna netra mau membeli gunting, hanya perlu dengan ucapan : “Saya mau beli gunting” sudah beres bukan ? “Mengapa harus menggunakan bahasa isyarat lagi ?”
Kesimpulan :
Awalnya melangsungkan bimbingan yang keliru, kemudian biarkan anda menjawabnya, kadang kala soal yang sangat sederhana, banyak intelektual masih bisa terjerat. Sehingga menimbulkan kesalahan dan kekeliruan seperti ini, dalam berbagai situasi karena kelalaian dan kecerobohan diri sendiri. Karena desakan membuat keputusan yang sembrono. Oleh karena itu, kalau menghadapi persoalan harus sisihkan sedikit waktu untuk berpikir, lalu baru menjawabnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment