Filipi 1:21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Sering kita dengar orang berkata, dan mungkin juga kita katakan, “Tuhan Yesus,
Engkau berarti bagiku.” Kedengarannya sederhana, namun harus kita persoalkan,
mengapa Ia berarti bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu ada jembatan
untuk membuka pikiran kita menemukan jawabannya yang tepat.
Coba kita pikirkan, mengapa jam tangan berarti bagi kita? Mengapa pulpen berarti
bagi kita? Mengapa komputer berarti bagi kita? Mengapa mobil berarti bagi kita?
Jawabannya sederhana, yaitu karena benda-benda tersebut berfungsi sesuai dengan
maksudnya dibuat. Sesuatu menjadi berarti kalau berfungsi sesuai dengan maksud
penciptanya. Kalau begitu apakah kita bisa bertanya, “Apakah Tuhan sudah
berfungsi bagi kita?” Ternyata tidak bisa begitu, sebab bukan kita yang
menciptakan Tuhan; Tuhanlah yang menciptakan kita. Kitalah yang harus bertanya
dan memikirkan, apa fungsi kita bagi rencana dan kehendak-Nya.
Dalam berurusan dengan Tuhan, banyak orang hanya mempersoalkan apa fungsi,
manfaat dan kegunaan memiliki Tuhan. Ini juga sering dipromosikan oleh pembicara
Kristen tertentu di mimbarnya. Itu cara berpikir yang salah, sebab sejatinya
sama saja dengan pola berpikir orang yang pergi ke dukun. Inilah yang
menyesatkan banyak orang beragama.
Seharusnya sebagai objek ciptaan Tuhan, kitalah yang harus bertanya kepada-Nya,
“Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu, Tuhan?” Sama seperti jam tangan, pulpen,
mobil dan berbagai peralatan lain, semuanya diciptakan untuk maksud-maksud
tertentu bagi kepentingan manusia. Bukan manusia yang berkata kepada pulpennya,
“Bagaimana agar aku berarti bagimu?” tetapi pulpenlah yang harus tahu diri dan
mempersoalkan apa yang membuatnya berarti bagi manusia.
Jadi, saat kita berkata kepada Tuhan, “Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu,
Tuhan?”, berarti kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup
menurut kehendak-Nya. Hanya manusialah yang mempersoalkan hal ini, binatang
tidak. Jadi, kalau manusia tidak mempersoalkan hal ini, kualitas hidupnya
bukanlah kualitas hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Keselamatan dalam Yesus
Kristus harus bisa membawa seseorang pada pernyataan, “Bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan”. Sampai pada taraf hidup ini, seseorang
barulah bisa berkata, “Kau berarti bagiku Tuhan, sebab dengan menemukan tempatku
untuk melayani-Mu aku menemukan keindahan hidup ini. Kalau aku tidak menemukan
tempatku untuk melayani-Mu, lebih baik aku tidak pernah ada.”
Kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup menurut kehendak-Nya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Sering kita dengar orang berkata, dan mungkin juga kita katakan, “Tuhan Yesus,
Engkau berarti bagiku.” Kedengarannya sederhana, namun harus kita persoalkan,
mengapa Ia berarti bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu ada jembatan
untuk membuka pikiran kita menemukan jawabannya yang tepat.
Coba kita pikirkan, mengapa jam tangan berarti bagi kita? Mengapa pulpen berarti
bagi kita? Mengapa komputer berarti bagi kita? Mengapa mobil berarti bagi kita?
Jawabannya sederhana, yaitu karena benda-benda tersebut berfungsi sesuai dengan
maksudnya dibuat. Sesuatu menjadi berarti kalau berfungsi sesuai dengan maksud
penciptanya. Kalau begitu apakah kita bisa bertanya, “Apakah Tuhan sudah
berfungsi bagi kita?” Ternyata tidak bisa begitu, sebab bukan kita yang
menciptakan Tuhan; Tuhanlah yang menciptakan kita. Kitalah yang harus bertanya
dan memikirkan, apa fungsi kita bagi rencana dan kehendak-Nya.
Dalam berurusan dengan Tuhan, banyak orang hanya mempersoalkan apa fungsi,
manfaat dan kegunaan memiliki Tuhan. Ini juga sering dipromosikan oleh pembicara
Kristen tertentu di mimbarnya. Itu cara berpikir yang salah, sebab sejatinya
sama saja dengan pola berpikir orang yang pergi ke dukun. Inilah yang
menyesatkan banyak orang beragama.
Seharusnya sebagai objek ciptaan Tuhan, kitalah yang harus bertanya kepada-Nya,
“Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu, Tuhan?” Sama seperti jam tangan, pulpen,
mobil dan berbagai peralatan lain, semuanya diciptakan untuk maksud-maksud
tertentu bagi kepentingan manusia. Bukan manusia yang berkata kepada pulpennya,
“Bagaimana agar aku berarti bagimu?” tetapi pulpenlah yang harus tahu diri dan
mempersoalkan apa yang membuatnya berarti bagi manusia.
Jadi, saat kita berkata kepada Tuhan, “Apa yang membuat aku berarti bagi-Mu,
Tuhan?”, berarti kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup
menurut kehendak-Nya. Hanya manusialah yang mempersoalkan hal ini, binatang
tidak. Jadi, kalau manusia tidak mempersoalkan hal ini, kualitas hidupnya
bukanlah kualitas hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Keselamatan dalam Yesus
Kristus harus bisa membawa seseorang pada pernyataan, “Bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan”. Sampai pada taraf hidup ini, seseorang
barulah bisa berkata, “Kau berarti bagiku Tuhan, sebab dengan menemukan tempatku
untuk melayani-Mu aku menemukan keindahan hidup ini. Kalau aku tidak menemukan
tempatku untuk melayani-Mu, lebih baik aku tidak pernah ada.”
Kita harus sadar bahwa kita diciptakan oleh-Nya dan hidup menurut kehendak-Nya.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
No comments:
Post a Comment