Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.( Yohanes 15 : 16 )

Saturday, July 17, 2010

Sandal


Suatu ketika saya melihat seorang tua (manula) yang berusaha mengejar bis kota
yang saya tumpangi. Pada saat berusaha menaiki bis tersebut, sebelah sendalnya
terjatuh. Menyadari hal tersebut, apa yang dilakukan Si Kakek sungguh aneh. Si
Kakek melepas pasangan sandal sebelahnya, dan kemudian membuangnya ke luar.
Saya Heran dan kemudian bertanya kepada Kakek tersebut.
"Pak kenapa di buang sendal sebelahnya?"
Sambil tersenyum Si Kakek menjawab: "Sandal itu sudah tidak berguna buat saya,
Siapa tahu dengan saya membuang (pasangan) sendal tersebut, orang yang
menemukan pasangannya bisa memakainya"
Saya hanya bisa tersenyum.

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup -
jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau
karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi
dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal
jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan
mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan
sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sandalnya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa
mendapatkan sepasang sandal yang lebih baik.

" Satu sandal hilang. Dan sandal yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sandal akan berguna bagi gelandangan yang membutuhkan. "

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik.
Mungkin memang pedih pada awalnya... mungkin butuh bulan berbilang tahun untuk menyeka bening yang terkadang masih mengalir....

Namun kebahagiaan memang tak selamanya... dan kesedihan takkan mengembalikan apa yang telah berlalu...

Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam
hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.
Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.

" Semoga kita bisa menjadi orang yg ikhlas yang tetap masih bisa memberikan senyum terindah kita pada dunia".

No comments: