1. Yunus Dan Ikan Paus
Seorang gadis cilik bicara soal ikan paus dengan gurunya. Guru
Itu menjelaskan bahwa ikan paus itu walaupun tubuhnya besar tetapi tidak dapat menelan manusia karena kerongkongannya sempit.
Gadis itu berkata: “Tetapi nabi Yunus ditelan oleh seekor ikan paus.”
Merasa kesal guru itu mengulangi bahwa ikan paus tidak mungkin dapat menelan manusia.
Gadis itu berkata lagi: “Nanti kalau masuk surga saya akan tanya
Kepada nabi Yunus.”
Guru itu bertanya: “Bagaimana kalau ia masuk neraka?”
“Kalau begitu bapak saja yang nanya,” jawab anak itu.
2. Wajah Tuhan
Seorang guru TK sedang mengawasi murid-murid yang sedang
menggambar.
Ia keliling untuk kontrol. Seorang gadis kecil tampak asyik sekali
menggambar. Guru itu bertanya kepadanya apa yang sedang digambarnya.
Anak itu menjawab: “Saya sedang menggambar Tuhan.” Guru itu tercekat dan bertanya: “Tetapi tidak ada kan yang tahu wajah Tuhan seperti apa.”
Bergeming tanpa lepas dari lukisannya anak itu menjawab: “Sebentar
Lagi mereka akan tahu.”
3. Sepuluh Perintah Allah.
Seorang guru Bina Iman membahas soal Sepuluh Perintah Allah
Dengan anak-anak usia lima dan enam tahun. Setelah menjelaskan perintah “Hormatilah kedua orang tuamu” ia bertanya, “Anak-anak adakah perintah yang mengajarkan bagaimana kita harus memperlakukan saudara-saudara kita?”
Tanpa sangsi seorang anak laki-laki (sulung di keluarganya) menjawab:
“Jangan membunuh!”
4. Uban Dan Kenakalan
Suatu hari seorang gadis kecil sedang duduk memperhatikan
Ibunya mencuci piring di dapur. Tiba-tiba perhatiannya beralih pada
helai-helai uban yang mencolok mata pada rambut ibunya. Kemudian ia bertanya:
“Ma, mengapa beberapa lembar rambut Mama ubanan sih?” Ibunya menjawab:
“Ya, setiap kali engkau nakal dan membuat Mama menangis atau sedih hati, selembar rambut Mama menjadi putih.” Anak gadis kecil itu merenung sesaat mendengar pencerahan itu dan kemudian berkata: “Mama, lalu mengapa SEMUA rambut nenek menjadi putih semuanya?”
5. Foto Bersama
Anak-anak semuanya sudah selesai berfoto bersama dan guru
Sedang mencoba membujuk mereka memesan masing-masing selembar foto nantinya.
“Coba pikirkan betapa indahnya bila kalian semua sudah dewasa dan
berkata: ‘Nah itu Yani, ia jadi pengacara’, atau ‘itu Miki yang kini jadi dokter.’”
Tiba-tiba terdengar suatu suara nyeletuk: “Dan itu ibu guru kita.
Dan kini ia sudah mati.
No comments:
Post a Comment