Persaingan dagang selalu terjadi di segala bidang, baik yang berskala kecil
hingga yang berskala besar.
Di era 1980-an,
pasar mobil GENERAL MOTOR / GM ,
secara perlahan mulai terdesak dengan kehadiran mobil produksi TOYOTA di
Amerika.
Untuk mencegah serangan pihak Toyota yang semakin gencar, pihak petinggi GM
merasa penting untuk mengambil sejumlah langkah besar perbaikan.
Salah satu pabrik yang menjadi perhatian utama,
adalah pabrik GM yang ada di Fermont, California.
Pabrik Fermont ini memproduksi mobil-mobil yang bermerek Chevrolet.
Pihak petinggi GM ingin meningkatkan produktivitas pabrik tersebut,
mereka memutuskan akan menggantikan sejumlah besar tenaga karyawan dengan tenaga
mesin.
Langkah ini dirasa sangat tepat, karena tingkat kedisiplinan karyawan sangat
rendah,
serta cacat produksi mencapai angka 40%.
Suatu angkat cacat yang sangat tinggi.
Rencana perubahan ini tentu sangat merisaukan karyawan yang telah lama bekerja.
Mereka meminta diskusi dengan petinggi GM untuk mendengar saran-saran perbaikan
mereka.
Namun petinggi GM enggan menerima usulan mereka.
Kerisauan karyawan kemudian memicuh perseteruan tajam antar karyawan dengan
perusahaan.
Ini mengakibatkan produktivitas perusahaan menjadi terganggu dan menurun tajam.
Akhirnya GM terpaksa menutup pabrik tersebut, dan lebih 5000 karyawan kehilangan
pekerjaan.
Sementara itu, petinggi TOYOTA sedang berencana membangun pabriknya di Amerika,
dan begitu mendengar berita penutupan pabrik GM ini,
Pihak Toyota merasa  ini adalah momentun yang paling baik untuk memilih Fermont
sebagai pabriknya.
Mereka merasa Fermont sudah terdapat sedemikian Banyak Tenaga Trampil dalam
produksi mobil.
Langkah Toyota semakin mulus, setelah berhasil membeli pabrik lama GM itu.
Dan segera mulailah berdiri Pabrik Toyota Fermont.
Mereka lalu merekrut kembali setengah dari karyawan bekas GM itu.
Dalam waktu sangat cepat pabrik TOYOTA ini telah dapat berproduksi lancar dan
tingkat cacat produk hanya berkisar 3% saja.
Petinggi GM merasa aneh dengan kemajuan pesat dari pabrik ini, mereka mengira
pasti pihak Toyota memakai mesin yang lebih canggih.
Beberapa orang dikirim untuk mencari informasi tentang pabrik tersebut,
melaporkan informasi yang membuat mereka tercenggang,
karena pabrik tersebut malah memakai mesin yang lebih tua dari kepunyaan GM
dulu.
Satu satu hal yang berbeda,
adalah Semangat dan Disiplin Pekerjanya Sangat Tinggi,
dan mereka semua patuh dengan himbauan perusahaan,
untuk tidak merokok dan
mendengar radio selama bekerja.
Bila pihak GM mau memberi kesempatan kepada pihak karyawan untuk berbicara dan
mendengar masukan mereka,
tentu pihak GM tidak perlu menutup pabriknya dan kehilangan pasar kepada
kompetitornya TOYOTA.
Tuhan memberi kita SATU LIDAH, DUA TELINGA,
agar supaya kita dua kali lebih banyak MENDENGAR daripada BERBICARA.
No comments:
Post a Comment